Pandeglang 08/01. Hujan yang
mengguyur dari sejak pagi belum berhenti hingga pukul 12.35 WIB membuat riskan akan kondisi daerah yang rawan
terkena banjir. Betapa tidak, guyuran air yang tanpa henti terus mengalir
mencari tempat rendah dan bisa kita bayangkan jika tempat penampungan atau saluran
air yang berupa sungai atau lainnya tidak dapat menampung luapan air yang terus
memenuhi muara di hilir sungai.
Kondisi tersebut diperparah
dengan jejak-jejak galian pasir disekitar aliran sungai yang membuat rentan
tergerusnya bibir sungai dan akhirnya membuat banjir pasir melanda. Belum lagi
batuan-batuan sebagai pengunci tanah yang hilang akibat diambil untuk dimanfaatkan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dan akibatnya adalah bandang yang
tidak bisa dihindari yang kemudian membuat masyarakat yang berdiam di dekatnya mendapatkan
imbas dari luapan air sungai dimaksud.
Hutan yang tadinya hijau ranau
dengan berbagai ekosistemnya telah berganti menjadi kebun-kebun, pesawahan dan
hutan produksi yang isinya bukan tanaman penyerap air, namun lebih ke tumbuhan
produksi yang beberapa tahun sekali akan di gunduli dan kemudian ditanami
kembali.
Sampah yang menumpuk di
saluran-saluran air menambah parahnya kondisi yang telah rusak. Belum lagi bau
yang timbuk disaat air surut dan terjemur oleh sinar matahari.
Bagaimana kemudian Masyarakat
bersama para pihak yang berkepentingan dengan hal ini bersama-sama untuk saling
bertukar fikiran dan kemudian merumuskannya hingga melakukan penanggulangan agar
tidak lagi terjadi banjir. Mungkinkah itu dilakukan?
Semoga kita semua diberikan
hidayah dan fikiran yang terang untuk dapat menemukan jalan keluar bagi penanggulangan
bencana yang kerap dan bahkan menjadi ‘langganan’
khususnya di wilayah Kabupaten Pandeglang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar